Friday, November 18, 2011

Ma Boy - sistar-

Let’s go, S-I-S-T-A-R, Sistar!
Baby stop breaking my heart
Your heard me? No more “next time”
I hope you got that boy
Hey girls, it’s gonna be alright
Hey boys, better make it right
Hey girls, we got ya back

You said you knew even if I said nothing
You know my heart somehow, right?
So I believed, I was patient, and I waited
You said you wouldn’t leave me by myself
You promised, pinky-swore
So why are you lying again?

Is it that hard to say “I love you”?
It’s just one phrase
You keep changing, I’m becoming exhausted
As time passes I get more confused
The more I like you, the more I’m hurt
(Why you trippin’ boy?) Look at me

Oh ma boy, oh ma boy, baby
You don’t know love, my heart hurts
Oh ma boy, oh ma boy, baby
There’s no way you know how I feel
Don’t let me down boy

I’m going crazy because of you
Why ya try ‘n play games with me?
Because of you everyday
I go up and down several times
Don’t let me down
I cry every night (no, no)
Stop breaking my heart

You don’t know how I feel, your eyes wander
What I got, what you lookin’ for?
Don’t look at other women
This is my last warning (oh no)
This gon’ be the last time

Is it that hard to say “I love you”?
It’s just one phrase
You keep changing, I’m becoming exhausted
As time passes I get more confused
The more I like you, the more I’m hurt
(Why you trippin’ boy?) Look at me

Oh ma boy, oh ma boy, baby
You don’t know love, my heart hurts
Oh ma boy, oh ma boy, baby
There’s no way you know how I feel
Don’t let me down boy

Woo boy, the more I like you
Woo boy, do you know how I feel?
The small whispers of my heart
The warm looks you give me sometimes
I just need one of those, I only want you
You still don’t know my heart

Oh ma boy, oh ma boy, baby
You don’t know love, my heart hurts
Oh ma boy, oh ma boy, baby
There’s no way you know how I feel
Don’t let me down boy

Ma boy

Cinderlaras

Suatu Hari di Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.
            Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
            Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.
            Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu
            Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.
            Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. "Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
            Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."

            Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.

Saturday, November 12, 2011

Minggu

Apaan nih, hari minggu gini bukannya libur malah masuk -___- , udah tau kita banting tulang dari senin sampe sabtu,pulang sore dateng pagi.. HUFT banget ~ hari minggu itu waktunya untuk istirahat! bukan untuk keluar  rumah, ! mana  harus pagi-pagi lagi ... AArrgggghhhh ()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()

Tear - YUI


I had a feeling that you were upset with me on the way home
I looked up at the light in the room. I wonder how you feel right now?
If things turn in to an argument you apologize right away. You're a weak, deceptive person 

The color of tears, on the nights when I can't hear your voice
I want to be so selfish that it will make you suffer

I tried telling you that I was fine
But can't you tell that there is no way I could be... 

I'm used to seeing the sad face reflected in the puddle
I know I'm trying not to say the impossible, and that's what makes it harder 

When you are nice to me it makes me cry. In the end, you are a weak, deceptive person

The color of tears, on the nights when I can't hear your voice
I want to be so selfish that it will make you suffer

I tried telling you that I was fine
But can't you tell that there is no way I could be... 

When I'm in front of you, I'm a liar
I want you to realize
It's not like I'm that strong

Even though I decided that I wouldn't cry
It would give you trouble right? I can't be selfish

Are you ok? You ask me again
But can't you tell that there is no way I could be...

Friday, November 11, 2011

Clenching a tight fist

I told you to go, to go away
I replied back to you that I didn’t like you because I thought I wasn’t going to see you again
I wanted to embrace you with my two arms, but I couldn’t do that
Because I thought I was going to cry first
We can live apart
There is a farewell for us
Only fake laugh is coming out
I will send you away
So hurry up and go and be happy
Clenching my fists tight, I started to cry
We can’t meet again, now we really can’t meet
I bit my lips at these cold icy words
I don’t want to look back, I don’t want to ever look back
I tell myself over and over again, but I can’t do that
After that, the dreams of me finding you repeats
Just looking at your back, you don’t smile back looking at me
I happily greet you even though there is no response from you
So that I won’t end up regretting after I wake up from this dream
It isn’t easy to fill up a blank space
The memories just shine a light to where you are
Words that I don’t even mean, I send them to you
Clenching my fists tight, Good luck to you
I didn’t know it was this hard walking back home
My heart is too stuffed up
 I need to live better
I need to fight this off
No matter how much I tell myself
It is so hard because thoughts of you roam in my mind
We can’t meet again, now we really can’t meet
I bit my lips at these cold icy words
I don’t want to look back, I don’t want to ever look back
I tell myself over and over again, but I can’t do that
[Hyunseung] Even though I tell myself that I will forget a girl like you
Even though I tell myself that I will never look at a girl like you
But again I can’t forget you
[Yoseob] We loved each other, we really loved each other
Why are we breaking up like this?
(Let’s not break up)
Telling me that you couldn’t live without me,
Telling me that you were going to die without me
You who used to say such thing,
Where did you go? Where did you go?